Senin, 22 November 2010

RF ID

Mengenal RFID
December 15, 2006 by henlia
RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang mana bisa digunakan
untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang
bernama RFID tag atau transponder. Suatu RFID tag adalah sebuah benda kecil, misalnya berupa
stiker adesif, dan dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. RFID tag berisi antena yang
memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan
oleh suatu RFID transceiver.Sejarah RFID tag
Beberapa orang berpikir bahwa device pertama ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu
tool spionase untuk pemerintahan Rusia sekitar tahun 1945. Hal ini tidak benar sepenuhnya
karena alamat Theremin ini sebenarnya suatu alat pendengar yang pasif dan bukan merupakan
suatu identification tag. Teknologi yang digunakan oleh RFID sendiri sebenarnya sudah ada
sejak tahun 1920 an. Suatu teknologi yang lebih dekat dengan RFID, yang dinamakan IFF
transponder, beroperasi pada tahun 1939 dan digunakan oleh Inggris pada Perang Dunia II untuk
mengenali pesawat udara musuh atau teman.
Beberapa tipe dari RFID tag
RFID tag dapat bersifat aktif atau pasif. RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply
sendiri. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh
adanya frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk memberi kekuatan yang cukup
bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan biaya, maka
respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor ID saja. Dengan tidak
adanya power supply pada RFID tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya
ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat. Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah
beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat bahwa
RFID tag terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan
ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata. RFID tag yang
pasif ini memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter.
RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak
jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung
berbagai macam informasi di dalamnya. Sampai tulisan ini dipublikasikan, ukuran terkecil dari
RFID tag yang aktif ini ada yang sebesar koin. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif ini bisa
sampai sekitar 10 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa tahun lamanya.
RFID tag yang pasif harganya bisa lebih murah untuk diproduksi dan tidak bergantung pada
baterai. RFID tag yang banyak beredar sekarang adalah RFID tag yang sifatnya pasif. Pada tahun
2004, harga dari RFID tag yang pasif sekitar USD$ 0.40. Nantinya harga dari RFID tag ini akan
ditekan sampai dengan USD$ 0.05 agar RFID tag ini bisa tersedia secara luas dan bisa
dipergunakan dimana saja. Sayangnya para pembuat chip masih belum mampu dan demand
terhadap device ini masih rendah sehingga harganya juga belum bisa turun. Menurut analisa dari
perusahaan riset independen seperti Gartner dan Forrester Research sepakat bahwa harga USD$
0.10 dari device ini hanya akan bisa dicapai dalam waktu 6-8 tahun. Meskipun demikian, dengan
menggunakan teknologi manufaktur baru, mampu untuk menurunkan harga dari RFID tag ini.
Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila dikategorikan berdasarkan frekuensi
radio, yaitu:
• low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz)
• high frequency tag (13.56 MHz)
• UHF tag (868 sampai 956 MHz)
• Microwave tag (2.45 GHz)
UHF tag tidak bisa digunakan secara global, karena tidak ada peraturan global yang mengatur
penggunaannya.
Sistem RFID
Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag reader, tag
programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat inventory tag. Keamanan
dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security dapat melakukan query untuk menentukan status
keamanan atau RFID tag-nya berisi bit security yang bisa menjadi on atau off pada saat
didekatkan ke reader station.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable, yang
dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi
komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi
beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna,
tanggal pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali
digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya
dalam men-tracking atau melacak object yang bergerak. Seiring dengan perkembangan
teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan
RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah.
Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah
kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver
dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat
membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone
elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader.
Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh
komputer.
Kita ambil contoh sekarang misalnya buku-buku yang ada pada perpustakaan. Pintu security bisa
mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum. Ketika seorang user mengembalikan
buku, security bit yang ada pada RFID tag buku tersebut akan di-reset dan recordnya di ILS
secara otomatis akan di-update. Pada beberapa solusi yang berbasis RFID maka slip
pengembaliannya bisa di-generate secara otomatis pula. RFID juga mempermudah orang untuk
menyortir barang. Software gratis mengenai RFID beserta demo-nya bisa didownload dari
alamat http://www.rfid.ac/download.php?list.4
Penggunaan RFID saat ini
Low frequency RFID tag banyak digunakan untuk identifikasi pada binatang, beer keg tracking,
keylock pada mobil dan juga sistem anti pencuri. Binatang peliharaan seringkali ditempeli
dengan chip yang kecil sehingga mereka bisa dikembalikan kepada pemiliknya jika hilang. Di
Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan
134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).
High-frequency RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking,
akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini
juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik
sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya
langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu kredit American Express Blue
saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.
UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container,
pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.
Microware RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.
Beberapa gerbang tol, seperti FasTrak di California, sistem I-Pass di Illionis dan juga South
Luzon Expressway E-Pass di Filipina sudah menggunakan RFID tag untuk electronic toll
collection -nya. RFID tag tadi akan dibaca seketika ketika suatu kendaraan bermotor melewati
gerbang tol dan informasi tadi akan digunakan untuk mendebet account toll-nya. Ini tentu saja
akan mempercepat traffic yang ada pada gerbang tol yang sebelumnya sering macet. Contoh lain
misalnya sensor seismik bisa dibaca dengan menggunakan RFID transceiver sehingga akan
menyederhanakan proses pengambilan data.
Pada bulan Januari 2003, Michelin, produsen ban terkemuka mengumumkan bahwa mereka
memulai testing terhadap RFID transponder yang ditanam ke dalam ban produk mereka. Setelah
proses testing yang memakan waktu selama 18 bulan, maka mereka berjanji akan menawarkan
ban yang dilengkapi dengan RFID kepada para produsen mobil. Tujuan mereka adalah membuat
sistem pelacakan ban yang sesuai dengan undang-undang di Amerika Serikat, TREAD Act
(Transportation, Recall, Enhancement, Accountability and Documentation Act).
Kartu yang dilengkapi dengan RFID juga sudah mulai digunakan secara umum sebagai suatu
media electronic cash, seperti Octopus Card di Hong Kong dan lain sebagainya.
Mulai tahun model 2004, pilihan “SmartKey” sudah ada pada Toyota Prius dan juga beberapa
model pada Lexus, dimana pada kunci mobilnya dilengkapi dengan RFID tag sehingga mobil
bisa mengenali adanya kunci tersebut dalam jarak 3 feet dari sensornya. Pengendara mobil bisa
membuka pintu mobil dan mulai menyalakan mobil ketika kunci mobil masih berada dalam tas
atau saku.
Pada bulan Agustus 2004, Ohio Department of Rehabilitation and Correction (ODRH)
menyetujui kontrak senilai USD$ 415,000 untuk mencoba teknologi pelacakan yang
bekerjasama dengan Alanco Technologies. Ini akan digunakan oleh narapidana dimana mampu
untuk mendeteksi narapidana yang berusaha untuk melepaskan alat ini dan akan
mengirimkannya ke sistem komputer di penjaran tersebut. Proyek ini bukanlah yang pertama
pada penjara di Amerika Serikat, karena penjara yang lain di Michigan, California dan Illionis
juga sudah menerapkan teknologi yang sama.
Chip RFID yang bisa diimplant di binatang juga bisa diimplant di tubuh manusia. Perusahaan
yang bernama Applied Digital Solutions mengajukan chip RFID yang bisa ditanam di bawah
kulit sebagai solusi untuk mengidentifikasi adanya fraud, akses ke gedung, akses ke komputer,
menyimpan catatan kesehatan seseorang dan juga untuk sistem anti penculikan. The Baja Beach
Club di Barcelona Spanyol menggunakan Verichip yang diimplant untuk mengidentifikasi
pelanggan VIP mereka.
Amal Graafstra, seorang pengusaha asal Amerika, sudah mengimplant dirinya dengan RFID
chip, tepatnya di tangan kirinya, pada awal tahun 2005. Chip tersebut panjangnya 2 mm dan
dengan diameter 2 mm. Chip itu memiliki jangkauan pembacaan sejauh dua inci (atau 50 mm).
Prosedur implantasinya dilakukan oleh seorang dokter bedah kosmetik.
Potensi penggunaan RFID
RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti dari barcode UPC atau EAN. Ini disebabkan
karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan penggunaan barcode.
Mereka mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode, dikarenakan karena faktor
harga, tetapi dalam beberapa kasus nantinya penggunaan RFID akan sangat berguna. Kode unik
yang tersimpan dalam RFID juga bisa panjang dibandingkan dengan kode UPC yang terbatas.
Keunikan dari kode RFID maksudnya adalah bisa dilacak dari suatu lokasi ke lokasi yang
lainnya sampai dengan ke tangan pelanggan. Ini bisa membantu perusahaan untuk melawan aksi
pencurian dan bentuk-bentuk product loss yang lainnya. RFID juga sudah diajukan untuk
penggunaan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa
harus melakukan barcode scanning. Ini tetapi harus dibarengi dengan turunnya harga RFID tag
agar bisa dilakukan secara luas di masyarakat.
Gen 2
Suatu organisasi yang bernama EPCglobal sedang bekerja untuk suatu standar internasional
mengenai penggunaan RFID dan EPC (Electronic Product Code) sebagai media identifikasi
berbagai barang dalam berbagai industri di seluruh dunia. Anggota organisasi ini diantaranya
adalah EAN International, Uniform Code Council, The Gillette Company, Procter & Gamble,
Wal-Mart, Hewlett-Packard, Johnson & Johnson, Checkpoint Systems dan Auto-ID Labs.
Beberapa sistem berbasis RFID menggunakan standar alterntif yang berdasar pada ISOclassification
18000-6.
Standar gen 2 dari EPCglobal telah disetujui pada Desember 2004 dan tampaknya akan menjadi
tulang punggung bagi standarisasi RFID tag.
Penggunaan RFID lainnya seperti dalam bidang kesehatan untuk menyimpan catatan kesehatan
dari manusia dan juga digunakan untuk kelancaran lalu lintas nantinya.
Regulasi dan standarisasi
Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan
frekuensi pada RFID. Pada dasarnya, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri mengenai
hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya memberi alokasi frekuensi untuk RFID adalah
sebagai berikut:
• USA: FCC (Federal Communications Commision)
• Canada: DOC (Department of Communication)
• Europe: ERO, CEPT dan ETSI
• Japan: MPHPT (Ministry of Public Management, Home Affairs, Post and
Telecommunication)
• China: Ministry of Information Industry
• Australia: Australian Communication Authority
• New Zealand: Ministry of Economic Development
Frekuensi rendah (125 - 134 kHz dan 140 - 148.5 kHz) dan frekuensi tinggi (13.56 MHz) dari
RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra tinggi (UHF 868 MHz -
928 MHz) tidak boleh digunakan secara global karena belum ada standar global yang
mengaturnya. Di Amerika Utara, UHF dapat digunakan tanpa lisensi pada rentang 908 - 928
MHz, tetapi restriksinya ada pada transmission power-nya. Di Eropa, UHF sedang
dipertimbangkan dalam rentang 865.6 - 867.6 MHz. Penggunaannya saat ini masih tanpa lisensi
untuk rentang 869.40 - 869.65 MHz, tetapi restriksinya kembali pada transmission power-nya.
Standar UHF di Amerika Utara tidak diterima di Perancis karena akan menimbulkan interferensi
dengan frekuensi yang digunakan oleh militer. Di Cina dan Jepang juga belum ada regulasi
untuk penggunaan UHF. Di Australia dan Selandia Baru, rentang 918 - 926 MHz digunakan
tanpa lisensi, tetapi restriksinya juga ada pada transmission power-nya.
Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu lingkungan. Sebagai contoh, di Eropa, regulasi dari
Waste Electrical and Electronic Equipment menyatakan bahwa RFID tag tidak boleh dibuang.
Ini artinya bahwa jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka RFID tag-nya harus dilepas
terlebih dahulu.
Berikut ini beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID, yaitu:
• ISO 10536
• ISO 14443
• ISO 15693
• ISO 18000
• EPCglobal
Keamanan
Pihak RSA Security sudah memiliki suatu prototipe alat yang bisa secara lokal untuk men-jam
sinyal RFID. Ini memungkinkan seseorang nantinya bisa menghindari identifikasi.
Kontroversi seputar RFID
Penggunaan RFID juga mengundang berbagai kontroversi. Ada empat alasan sehubungan privasi
dalam penggunaan RFID, yaitu:
• Pembeli suatu barang (yang dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari RFID
tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya.
• RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan
pemiliknya.
• Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu
kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan identitas si
pembeli.
• EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik secara
global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum
begitu perlu untuk beberapa aplikasi.
Referensi:
• RFID - Wikipedia (http://en.wikipedia.org/)

1 komentar: